Tampilkan postingan dengan label belajar foto. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label belajar foto. Tampilkan semua postingan

( INFO ) :PELATIHAN DOKUMENTASI FOTO SENI PERTUNJUKAN 24 - 29 JULI 2011

INDONESIAN CHANNEL PHOTO WORKSHOP/ICPW

Mengundang fotografer, yang berminat menekuni atau ingin mengerti proses kerja artistik dan teknis pemotretan untuk foto panggung. Pelatihan fotografi ini dinamai Indonesian Channel Photo Workshop/ICPW, garapan proyek dokumentasi pra, event dan paska. Dalam rangkaiannya, partisipan akan diberikan teknis dokumentasi, menentukan arah cerita/alur, tematik, dan teknis fotografi, yang akan diberikan oleh mentor fotografer yang menekuni foto panggung.

SINOPSIS
Minimnya pelaku dokumentasi fotografi untuk seni panggung di Indonesia, maka seni pertunjukanpun kurang sekali ditampilkan dalam fotografi. Kesempatan ini hendak ditawarkan dalam garapan bersama, baik itu pada seniman panggung, pekerja seni dan manajemen pertunjukan, fotografer akan turut berproses dalam proyek dokumentasi. Workshop fotografi ini terbagi menjadi tiga tahap; baik itu sebelum-saat pertunjukan dan setelahnya, melalui pameran karya (tentatif).
Pemberian materi-pembekalan pada pra-pertunjukan, teknis pemotretan pada saat pertunjukan dan presentasi karya setelahnya-paska event. Karya yang terpilih, bisa digunakan penyelenggara pementasan (Indonesia Channel) untuk tujuan promosi atau dokumentasi karya, seijin fotografer yang bersangkutan.
Proses pendokumentasia ini dianggap sangat penting, karena turut mengkomunikasikan proses kreatif penggarapan pertunjukan, hingga mengkomunikasikan karya pertunjukan, maka Workshop Foto Seni Pertunjukan/WFSP penting dilaksanakan.

Apa itu Indonesian Channel?
Adalah kolaborasi lintas budaya, yang digagas oleh Kementrian Luar Negeri (http://www.deplu.go.id/Lists/News/DispForm.aspx?ID=4110) sebagai pemahaman lintas budaya antar etnis-suku dan negara. Event ini diselenggarakan di Eldorado DOME Setiabudhi Bandung (29 Juli 2011)

Durasi workshop
22 hingga 30 Juli 2011 (Pemberian materi, asistensi, pemotretan, presentasi dan diksusi)

Benefit
Partisipan akan mengenal rangkaian kerja, cara melihat dan menentukan sudut cerita, menentukan tema, konten dan opini. Karya terbaik akan dipamerkan oleh Indonesian Channnel (tentatif)

Mentor
Ray Bachtiar Drajat, Krisna Satmoko, Sandi “Usenk” Jaya Saputra dan Eki Qushay Ikhwan (dalam konfirmasi)

SYARAT DAN KETENTUAN
Setiap calon partisipan yang hendak bergabung, harap MENGIRIM KARYA yang berkaitan dengan dengan foto seni pertunjukan (panggung musik, teater dll) untuk diseleksi (1 hingga 20 Juli 2011). PARTISIPAN YANG LOLOS (21 Juli 2011), berhak maju dan menyelesaikan administrasi (21-23 Juli 2011, lihat Investasi), kemudian akan mengikuti pembekalan untuk persiapan dan perencanaan pemotretan seni panggung (24-30 Juli 2011)
Pengiriman karya dalam bentuk aplikasi: KIRIMKAN 5 KARYA TERBAIK untuk foto seni pertunjukan. SERTAKAN nama, alamat, hp, email, web dan karya  (sisi terpanjang 2500 pixel, monochrome atau warna) ke: fotolisisbdg@gmail.com  kemudian konfirmasi sms ke 081322393930.
PALING LAMBAT HINGGA TANGGAL 20 JULI 2011.
BAGI CALON PESERTA YANG TIDAK TERPILIH BERDASARKAN KARYA YANG DIKIRIM,  dinyatakan gugur (pemberitahuan melalui email). Begitupula dengan tidak mengikuti ketentuan panitia penyelenggara, baik itu tidak mengikuti sesi pembekalan, presentasi dan pemotretan, dianggap mengundurkan diri, secara otomatis tidak akan mendapatkan fasilitas (ID CARD, T-shirt dan sertifikat)

Waktu
1-20 Juli 2011. Tahap seleksi, calon partisipan mengirimkan 5 karya ke fotolisisbdg@gmail.com
21 Juli 2011. Pengumuman partisipan yang diterima berdasarkan karya yang dikirim. Bagi yang diterima, untuk segera menyelesaikan administrasi (lihat investasi)
24-26 Juli 2011. Pembekalan materi dan diskusi; menentukan tema (Ray Bachtiar, Krisna Satmoko)
27-28 Juli 2011. Pemotretan, presentasi, evaluasi dan diskusi (Krisna Satmoko, Sandi Jaya Saputra dan Eki Qushay Akhwan)
29 Juli 2011. Pemotretan  (Eldorado DOME, Setiabudhi atas Bandung)
30 Juli 2011. Presentasi karya, evaluasi dan diskusi (Krisna Satmoko, Sandy Jayasaputra)
4-12 Agustus 2011. Proses editing karya/kurasi

Investasi
Rp. 150.000., termasuk t-shirt, id card  all acces, handout, mentoring/asitensi dan sertifikat

Pendaftaran
Batas akhir pembayaran tanggal 22 Juli 2011, jumlah partisipan terbatas, hanya 20 orang!

Acc. Deni Sugandi
BCA 7770577092 dan MANDIRI 1310009796816
(Harap melakukan konfirmasi pembayaran via sms 081322393930, atau email ke fotolisisbdg@gmail.com setelah transfer)

Organiser
Diselenggarakan oeh Fotolisis, organiser untuk pendidikan fotografi. Mengupas fotografi sebagai medium ekspresi seni, kreatifif dan aktualisasi artistik. Ragam program lainya telah dilakukan sejak tahun 2010; diskusi fotografi, seminar, pelatihan, sarasehan, bedah buku, film review hingga ekskursi fotografi.

Email      : fotolisisbdg@gmail.com
Web        : fotolisis.net
Twitter   : @fotolisisbdg
Info         : 081322393930

source : http://www.fotolisis.net/2011/06/29/indonesian-channel-photo-workshopicpw/

How to Take Great Photographs

How to take great photos
"The Giant Twins" by danorbit
Photography is fun. It’s adventurous, interesting and artistic. But someone would rarely term it “easy”. Photography is all about paying attention to details… caring for the small things that enhance your final result. Here are eleven tips to get you started and help you take some great photographs.

Garis dan Bentuk (Master Composition)




Garis dan Bentuk

Anda perlu melatih mata Anda untuk melihat garis dan bentuk dalam sebuah gambar. Mereka membangun blok dalam foto anda. Masing-masing dapat digunakan untuk meningkatkan gambar Anda untuk memastikan Anda mendapatkan pesan secara efektif. garis horizontal, misalnya, membawakan pesan tenang - memikirkan orang tidur atau cakrawala yang jauh. garis vertikal, seperti pohon atau gedung pencakar langit menawarkan suatu keadaan yang lebih dinamis, terutama saat tembakan diambil dalam format potrait untuk menekankan tinggi nya. Yang paling kuat dari semua adalah diagonal. Ini adalah garis yang memotong pandangan Anda dan membawa Anda ke dalam gambar. Hal ini dapat digunakan untuk menciptakan rasa kedalaman dan gerakan, dan membawa bidang datar foto menjadi lebih hidup.

Fotografi, Antara Pematangan Konsep dan Mengasah teknik





TEKNIK MEMOTRET

Menurut buku Foto Jurnalistik, teknik memotret adalah suatu cara dalam memotret setelah diketahui bagaimana tahapan memotret.

Mari kita bahas sedikit tentang tahapan memotret sebelum kita membahas tentang teknik memotret. Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan sebelum kita mulai memotret, yaitu komposisi, fokus, kecepatan dan diafragma. Keempat tahap ini penting diperhatikan pada saat memotret untuk dapat menghasilkan foto yang baik secara teknik.

TAHAPAN DALAM MEMOTRET

Komposisi diatur dengan memilih point of interest dari suatu objek. Point of interest adalah sesuatu yang paling menonjol dalam sebuah objek foto. Komposisi menempati urutan pertama yang harus diperhatikan dalam tahapan memotret. Ini karena pengaturan komposisi foto hanya dapat diatur oleh fotografer sendiri dan tidak bisa digantikan oleh kamera. Ini berbeda dengan fungsi yang lain seperti fokus, kecepatan dan diafragma. Pada kamera otomatis, ketiga hal ini dapat digantikan oleh kamera.

Setelah mengatur komposisi, kita harus mengatur fokus dari objek yang akan kita foto. Point of interest adalah hal utama yang harus difokuskan. Focusing bisa dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa atau mengatur jarak kamera dengan objek foto.

Tahap selanjutnya adalah pengaturan kecepatan. Maksud dari kecepatan ini adalah gerakan tirai yang membuka-menutup sesuai angka yang dipilih tombol kecepatan. Semakin cepat gerakan membuka dan menutup tirai maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Sedangkan jika gerakannya semakin lambat maka semakin banyak cahaya yang masuk. Semakin cepat atau lambatnya gerakan tirai ini ditunjukan pada angka-angka yang terdapat pada kamera.

Diafragma sering juga disebut bukaan lensa. Inilah hal terakhir dalam tahapan memotret. Last but not least, karena pengaturan diafragma juga penting agar dapat menghasilkan foto yang baik. Teorinya hampir sama dengan kecepatan yang memakai prinsip bola mata manusia. Semakin kecil bukaan lensa maka semakin sedikit cahaya yang masuk dan begitu pula sebaliknya.

Namun ada sedikit perbedaaan antara diafragma dan kecepatan. Angka yang ditunjukkan pada kamera berbanding terbalik dengan besarnya bukaan. Jadi semakin kecil angka yang ditunjukkan maka semakin besar bukaan lensanya. Sedangkan semakin besar angkanya maka semakin kecil bukaan lensanya.

Selain banyak sedikitnya cahaya, depth of field atau ruang tajam juga dapat diatur melalui diafragma ini. Teori ruang tajam adalah, semakin besar bukaan lensa maka semakin sempit ruang tajam atau objek yang dapat difokus. Sedangkan semakin kecil bukaan lensa maka semakin luas ruang tajam dari objek foto. Contoh penggunaan ruang tajam yang sempir adalah ketika kita ingin membuat foto wajah seseorang. Yang terlihat tajam hanya wajahnya saja, sedangkan backgroundnya tidak tajam.

Elemen Komposisi Dalam Fotografi: Bentuk


3043088482_7b8903253d_d.jpg
Dalam seri komposisi sebelumnya, kita telah membahas mengenai garis (line) sebagai salah satu elemen penyusun komposisi sebuah foto. Nah, mari kita beranjak ke elemen berikutnya: bentuk (shape).
Pada dasarnya bentuk bersifat lebih fundamental dibandingkan elemen lainnya karena bentuk adalah cara kita memberi identifikasi terhadap sebuah obyek (oh, maafkan kata-kata saya yang sangat abstrak…). Anda hanya bisa mengira-ira seperti apa ya tampang seorang penyiar radio berdasarkan suara yang anda dengar, namun tanpa pernah melihat secara langsung anda hanya bisa menebak. Anda mungkin mencium wangi bunga dan menebak kira-kira jenis bunganya, namun tanpa melihat langsung bentuknya anda tidak akan pernah yakin apakah tebakan anda benar atau salah.

Elemen Komposisi Dalam Fotografi: Garis

Dalam dunia fotografi maupun desain, dikenal ada enam elemen penting yang menyusun komposisi, keenam elemen tersebut adalah: garis (line), bentuk (shape), wujud (form), tekstur (texture), pola (pattern) dan warna (color). Kita akan mengenal aplikasi elemen-elemen tersebut dalam dunia fotografi. Nah kita mulai dengan elemen pertama: Garis. Kita akan membahas elemen lainnya dalam posting mendatang.
Dari keenam elemen komposisi foto yang disebutkan diatas, garis adalah elemen yang terpenting (setidaknya begitu menurut para pakar). Tanpa ada garis, tidak akan ada bentuk, tanpa ada bentuk tidak akan ada wujud. Dan tanpa garis serta bentuk, tidak akan ada pola (pattern). Nah bagaimana anda memanfaatkan penggunaan garis supaya foto anda makin kelihatan indah? mari kita bahas bersama.
Sehari-hari kita selalu melihat elemen garis, hanya mungkin karena terlalu terbiasa mata kita tidak menyadarinya. Horison (garis cakrawala), alur sungai, garis pantai, pematang sawah, jalan, rel kereta api, tangga, gedung, ubin keramik dan lainnya. Garis ada dimana-mana. Pada dasarnya garis bisa dibagi menjadi 4 jenis: horisontal, vertikal, diagonal dan lengkung. Masing-masing jenis bisa mewakili pesan dan rasa tertentu bagi mata yang melihatnya dalam bentuk foto.

20 Tips Komposisi Agar Foto Makin Keren

Komposisi dalam bidang seni apapun adalah ibarat selera akan makanan, semua kembali ke preferensi  masing-masing. Namun begitu, ada beberapa panduan tertentu yang tak lekang waktu dan ikut di amini oleh mayoritas pelaku.
Duapuluh tips singkat komposisi untuk fotografi berikut disarikan dari beragam sumber tulisan serta buku fotografi dan semoga pembaca bisa menambah atau menguranginya dengan mengisi komentar di akhir tulisan. Isinya bukan aturan tapi panduan, karena sekali lagi komposisi adalah masalah selera.

Mengoptimalisasikan lensa kit Anda

Pertama-tama, saya mengusulkan untuk memfoto dengan satu atau dua stop lebih tinggi dari maksimum bukaan yang ada. Misalnya, bila Anda memiliki lensa yang maksimumnya f/3.5 atau 5.6, maka biasakan lah mengunakan f/5.6 untuk zoom lebar (di sekitar 18-24mm) dan antara f/8-f/11 untuk zoom sekitar 50-55mm. Biasanya, dengan bukaan satu atau dua stop lebih tinggi, maka hasil yang didapat jauh lebih tajam. Prinsip ini juga berlaku untuk lensa kualitas menengah.

Bagaimana cara memotret siluet ?


Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah sesulit yang dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya. Silahkan:

Matikan Flash
Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan, kalau tidak anda akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya tidak jadi gelap). Jadi matikan flash dikamera anda

Cari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)
Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang dibandingkan dengan obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet dilakukan saat sunset atau sunrise, dimana matahari (sumber cahaya) ada di belakang obyek yang ingin anda foto (backlighting). Tapi jangan batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada intinya anda hanya harus menemukan background yang lebih terang dibandingkan obyek utama.

Carilah obyek yang bentuknya menarik
Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena itu carilah obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat. Perhatikan foto diatas, karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan detail dan menjadi sangat gelap, bentuknya justru akan lebih terekspos. Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas lekukan bentuk tubuh si nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air yang keluar dari jaring. Anda juga bisa mencoba dengan obyek lainnya.

Carilah background yang tepat
Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background yang lebih terang. Usahakan juga untuk mendapatkan background yang menarik namun juga tidak ramai sehingga obyek utama terlihat sangat menonjol. Langit dan pantai adalah contoh favorit.

Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)
Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur. Set metering di spot metering. Lakukan pengukuran di daerah background yang paling terang. Dalam contoh foto diatas saya mengukur cahaya langit diatas helm. Ubahlah kombinasi aperture dan shutter speed sesuai dengan hasil metering anda, terutama pada aperture pastikan anda set sesuai keinginan anda (aperture besar untuk background yang agak kabur dan aperture kecil untuk background yang tajam). Setelah anda menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan kamera ke obyek utama. Aturlah komposisi yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama, baru kemudian jepret….
Jika anda tidak bisa menggunakan mode manual, gunakanlah mode auto. Arahkan kamera ke area paling terang, dalam contoh diatas adalah ke langit diatas si pencari ikan, pencetlah setengah shutter anda (jangan pencet penuh) lalu tahan shutter jangan dilepas. Lalu arahkan kamera ke obyek utama anda baru kemudian jepret….




Jangan takut mencoba
Cobalah kombinasi aperture dan shutter speed yang berbeda jika anda gagal di kesempatan pertama. Cobalah juga bereksperimen dengan obyek dan lingkungan anda, jangan hanya terpaku pada sunset dan sunrise, karena foto siluet bisa dihasilkan dimanapun.
Oke selamat mencoba!!

Kredit foto bawah: thomas hawk
sumber : belajarfotografi.com

Tips Foto Hitam Putih

TIPS FOTO HITAM PUTIH





Foto hitam putih adalah salah satu jenis foto yang tak lekang oleh waktu. Tanpa adanya elemen warna yang mengganggu, kadang foto hitam putih justru lebih kuat membekas di benak yang melihatnya. Orang sering bilang lebih dramatis dan elegan (itulah kenapa fotografer wedding selalu menyertakan beberapa foto hitam putih dalam album yang diserahkan ke klien). Berikut adalah tips memotret foto hitam putih yang mungkin berguna bagi anda:
  1. Potretlah dalam mode warna – Kamera digital menghasilkan rentang tone yang lebih lebar dalam mode warna karena dalam mode ini sensor mengambil data dari 3 channel – Red, Green dan Blue atau RGB. Untuk itulah, foto hitam yang dihasilkan dari pengolahan foto warna menggunakan photo editor di komputer akan cenderung lebih baik kualitasya
  2. Setting ISO serendah mungkin – Noise (bintik-bintik kecil putih yang muncul di foto anda) akan tampak lebih menonjol dalam foto hitam putih dibanding dalam foto warna. Gunakan ISO serendah mungkin supaya pada saat foto di proses nantinya, noise bisa diminimalkan.
  3. Mendung adalah saat terbaik – Adanya mendung akan membuat kontras lebih rendah, dan ini adalah saat terbaik untuk membuat foto hitam – putih. Anda tidak akan terlalu perduli warna langit yang abu – abu, toh dalam foto hitam putih tidak akan terlalu terlihat.
  4. Eksploitasi tekstur, pola dan garis – Dalam foto hitam putih, tekstur – pola dan garis akan lebih terlihat menonjol dan semakin menarik. Untuk itu eksploitasi-lah jika anda menemukan adanya komponen tersebut.
  5. Sidelighting adalah cahaya terbaik – Ketika memotret di luar ruangan untuk foto hitam putih anda, tonjolkan bentuk secara maksimal dengan mengandalkan pencahayaan samping (sidelighting), sehingga jatuh bayangan jadi sangat menarik. Sidelighting terjadi saat anda memotret di pagi atau sore hari.

sumber : belajarfotografi.com

10 Tips Memotret Sunset dan Sunrise

10 Tips Memotret Sunset Dan Sunrise








 Memotret sunset dan sunrise adalah salah satu dari sekian banyak foto wajib yang harus dilakukan oleh seorang penggemar fotografi. Kalau anda sudah pernah mencoba memotret sunset atau sunrise tetapi kurang puas dengan hasilnya, silahkan coba tips berikut ini supaya foto sunset dan sunrise bertambah baik:

1. Lakukan Persiapan Sebaik-baiknya.
Sunset dan sunrise hanya berlangsung sekitar setengah jam. Untuk itu kita harus melakukan persiapan matang sebelumnya. Pastikan datang lebih awal dan pastikan anda sudah tahu dari titik sebelah mana anda akan memotret. Agar komposisi akhir foto keren, lakukan observasi tempat sebelumnya. Untuk memastikan anda tidak terlambat , usahakan anda tahu jam berapa sunset atau sunrise akan tiba (karena jam sunset / sunrise berbeda dari lokasi ke lokasi). Juga pastikan peralatan sudah siap: kamera - lensa - tripod (jika ada) serta aksesoris lainnya sudah terpasang & disetel dengan baik, sehingga saatnya tiba kita bisa sibuk memotret bukan sibuk mengeset alat.

2. Jangan Kecewa Karena Mendung.
Karena anda sudah bersusah - payah mendatangi lokasi yang jauh dan sulit, jangan kecewa kalau mendadak mendung tiba. Maksimalkan kreatifitas anda saat langit tertutup mendung. Langit mendung bukan halangan menghasilkan foto indah saat sunrise & sunset.

3. Maksimalkan Siluet.
Hal yang menambah daya tarik foto sunset dan sunrise adalah siluet. Siluet memberi kesan yang kuat serta memberi cerita dalam foto anda, apalagi jika anda memotret sunset atau sunrise di lokasi yang memiliki identitas kuat.

4. Bawalah Tripod.
Jika anda ingin memanfaatkan teknik long shutter - membuat HDR atau panorama: tripod wajib dibawa

5. Gunakan Manual Focus.
Karena sunset dan sunrise memiliki kualitas cahaya yang lumayan ekstrim, kadang kamera akan kesulitan menemukan fokus jika anda menggunakan mode auto focus, segera ganti ke mode manual sehingga kita tidak menyia-nyiakan waktu menunggu kamera menemukan titik fokus.

6. Jangan Terpaku Pada Wide Angle
Memotret sunset dan sunrise menggunakan lensa sudut lebar (wide angle) merupakan hal yang biasa, namun jangan terpaku hanya menggunakan lensa tersebut (kalau anda memang punya pilihan lain). Manfaatkan rentang lensa yang lain, misalnya lensa tele.

7. Gunakan Preset White Balance Cloudy.
Ubahlah setting white balance anda ke cloudy (biasanya dilambangkan dengan ikon mendung). Setting white balance ini akan membuat foto sunset atau sunrise lebih hangat dan warnanya lebih menggigit, dibandingkan kalau menggunakan setting white balance auto. Atau jika anda suka bereksperimen, cobalah setting white balance lainnya.

8. Gunakan Spot Metering (SLR dan Prosumer) atau Sunset Scene (Untuk Kamera Saku).
Untuk memperoleh eksposur yang tepat, gunakan mode metering spot jika anda memiliki kamera SLR dan prosumer, atau gunakan mode scene sunset/ sunrise jika anda menggunakan kamera saku pemula. Untuk pengukuran menggunakan spot meter, arahkan titik fokus ke area sekitar matahari (jangan tepat di matahari - nya lalu lakukan metering dengan memencet separuh shutter, lalu kunci eksposur anda. Untuk kamera saku (dengan mode scene), tinggal arahkan dan jepret.

9. Jangan Berhenti Ketika Sunset Lewat.
Saat memotret sunset, jangan kemasi kamera anda hanya karena matahari sudah melewati garis horison. Bertahanlah sebentar lagi, karena cahaya sesaat setelah sunset adalah salah satu cahaya paling indah yang dikeluarkan alam. Begitu juga dengan sunrise, jangan datang terlalu mepet dengan waktu matahari terbit. Cahaya sesaat sebelum sunrise adalah salah satu yang paling indah.

10. Berdoalah Agar Alam Berpihak Pada Anda.
Anda sudah jauh - jauh datang ke pantai terpencil (atau gunung), menyiapkan alarm untuk bangun jam 4 pagi dan sudah menata semua peralatan agar siap memotret, namun tiba - tiba hujan tiba. Ya apadaya, memotret di alam terbuka memang membutuhkan keberuntungan dan kesabaran, kenapa kesabaran? karena anda bisa mencoba lagi esok hari



sumber :     http://blog.unsri.ac.id/kaskuserr/mrdetail/6245

Slow Down Instrumental 1

Slow Down Instrumental 2